Teorinya, semua ibu bisa menyusui bayinya. Tapi, in fact, nggak sedikit ibu yang nggak bisa ngasi ASI pada buah hati. Dan ini juga kejadian sama saya. Pas dulu baru punya anak satu, saya nggak bisa meng-ASI-hi Rafael. Udah segala macam cara dicoba, mulai dari makanan, minuman, sampai obat pelancar ASI saya konsumsi, tetep aja payudara segede gaban ini nggak ngocor jugak. Huhuhuh sedih akutu…
Kata dokter, sayanya stress, nggak enjoy dan kurang welcome ama bayi. Makanya segala cara apapun nggak akan ngefek sama produksi ASI, selama saya nggak bisa maintain diri saya sendiri. Dan well… begitulah hidup saya 15 tahun yang lalu. Saya yang masih miskin ilmu parenting, saya yang masih muda kinyis-kinyis, yang belum paham gimana mengasuh bayi, yang masih nyepelein banyak hal dan tiba-tiba terguncang dengan semua perubahan yang ada. Alhasil, saya kena baby blues syndrome dan Rafael hanya ngerasain ASI yang menetes aja selama 3 atau 4 bulan ya. Saya bahkan lupa. Sisanya, dia meneggak ribuan botol sufor yang menjadi teman hidupnya sampai usianya 5 tahun.
Dulu, saya abai aja, nggak ambil pusying masalah ASI dan non-ASI. Buat saya, selama anak saya minum susu ya udah. Toh dia tumbuh besar dan kuat. Hanya saja, di tahun-tahun pertamanya, Rafael memang sering jatuh sakit. Di usia 4 tahun lebih, dia sudah 4 kali bolak balik bobo di RS karena demam tinggi dan diare.
Menurut beberapa sumber bacaan yang saya tahu sih, anak-anak yang tumbuh besar dengan asupan ASI dan sufor emang punya beberapa perbedaan. Terutama masalah daya tahan tubuhnya. Karena itu, saya makin protektif sama Rafael. Nggak boleh makan es krim, nggak boleh ngemut permen, ngak boleh jajan sembarangan, nggak boleh makan snack pake MSG, endebrai endebrai. Tapi akibatnya, pas dia udah mulai ngerti jajan sendiri di sekolah, trus nyolong-nyolong makan makanan pantangannya, hampir bisa dipastiin dia bakalan sakit. Minimal demam atau batuk. Hiks.
Untungnya, beranjak makin besar daya tahan tubuhnya makin bagus. Dan nggak pernah sakit berat lagi mulai masuk usia 8 tahun ke atas.
Dari pengalaman anak pertama itulah, saya keukeuh bilang sama diri sendiri besok kalau punya anak lagi mau kasih ASI Eksklusif sampai puas. Balas dendam gitu ceritanya Moms. Dan puji Tuhan, doa saya dikabulkan. Kevin bisa merasakan ASI saya sampai usia 3 tahun. Bahkan sejak usianya menjelang 2 tahun saya kenalin ke sufor, susu murni dan semua jenis susu lain, Kevin selalu menolak. Mungkin udah keenakan ama rasa ASI jadinya dia emoh susu yang lain. Yawes, saking sayangnya, saya baru menyapihnya di ulang tahunnya yang ketiga. Nah, cerita tentang menyapih dengan cinta si Kevin sendiri saya tulis di postingan lain loh. Kuy, mampir ya.
Nah, kali ini saya mau berbagi sama Mommies sekalian tentang tips menyusui. So buat kalian yang mungkin lagi hamil atau persiapan hamil, dan cemas bisa nggak ya guwe nanti nyusuin bayi? Jangan khawatir. Kita semua bisa menyusui, kok. Intip tips dari saya yuk!
1. Accept your new life
Sudah jadi kodrat setiap makhluk saat menghadapi perubahan pasti membutuhkan waktu beradaptasi. Begitu juga dengan calon ibu. Rasa deg-degan, cemas dan bahagia bercampur jadi satu ya Moms. Antara nggak sabar pengin nimang anak sama cemas kalau-kalau nggak semua hal berjalan dengan lancar bisa bikin bumil dan busui galau.So, hal pertama yang harus dipersiapkan adalah mental. Mengkondisikan hati dan jiwa dalam keadaan tenang dan siap menerima segala hal baru nantinya adalah poin penting yang wajib kita lakukan. Sejak hamil dan punya anak nanti, hidup kita nggak akan pernah sama lagi. Dan kita harus siap dengan semua perubahan yang ada.
2. Yakinlah bahwa kita bisa menyusui
Buat saya dan mungkin sebagian besar ibu, menyusui itu bukanlah hal yang mudah. Bukan semacam nyedot es teh di siang hari yang terik atau senikmati nyalon sambil dipijitin mba-mbak yang cantik. Nyusuin itu butuh usaha dan perjuangan yang dibanderol sepaket dengan keikhlasan. Selain itu, menyusui juga butuh tingkat kepedean yang luar biasa.Salah satu afirmasi positif yang selalu saya katakan pada diri sendiri sewaktu hamil Kevin adalah “Aku pasti bisa. Aku bisa nyusuin. ASIku banyak, ASIku berlimpah. Anakku kenyang sama ASI. Aku nggak butuh sufor.” Dan percaya nggak percaya, kalimat-kalimat itu bener-bener bikin saya PD. Koentji utama bagi busui adalah YAKIN PADA DIRI SENDIRI.
3. Be happy
A happy mother raises happy kids. Ungkapan itu 100% bener menurut saya. Anak itu punya efek cermin yang bisa memantulkan apa yang Mommy rasain. Hal ini juga berlaku selama proses menyusui. Mommy yang bahagia, hormon endorphin-nya melimpah, jiwanya hangat, dan anaknya tenang. That’s one of the most powerful key untuk kita bisa menyusui. Jangan stress, jangan panik, just be happy.4. Makan dan minum yang cukup dan bergizi
Nah kalau tadi udah bicara masalah psiksis, sekarang masuk ke ranah fisik. Sudah barang tentu untuk produksi ASI yang melimpah, busui butuh asupan makanan dan minuman bergizi seimbang. Jauhi deh yang namanya alcohol dan soda. Lebih baik konsumsi lebih banyak sayur dan buah, ikan, telor, dan aneka sumber nutrisi sehat lainnya.Selama menyusui Kevin, saya bisa makan 4-5 kali sehari loh hihihi. Rasanya gampang banget laper dan butuh suntikan makanan. Woles aja Moms, nggak usah mikirin berat badan. Percaya nggak selama nyusuin, BB saya malah turun tuh. Jadi bye-bye deh program diyet! Saya malah makan kenyang, minum enak tanpa takut gendut. :D
5. Cukupkan istirahatmu
Meski punya bebi itu warbyasaak capeknya, tapi jangan lupa buat sediain waktu istirahat yang cukup ya Moms. Mungkin di 3 bulan pertama hidup kita akan jungkir balik, tapi usahakan untuk tetap bisa tidur pulas di sela-sela waktu yang hectic itu. Sebisa mungkin, tidurlah selagi si bebi tidur. Nikmat banget deh rasanya.6. No smoking
Buat mereka yang nggak hamil dan nyusuin aja rokok tuh udah jahat banget. Palagi buat buk ibuk yang lagi nyusuin bayi. Udah deh, say no aja buat rokok dan teman-temannya.7. Perhatikan konsumsi obat
Salah satu hal yang agak sulit buat bumil dan busui adalah saat sakit tu nggak bisa minum sembarang obat. Soalnya biasa pengaruh ke janin dan bayi. So, menjaga kesehatan itu emang kudu wajib. Tapi kalau emang jatahnya sakit ya gimana lagi. Selalu konsultasikan diri ke dokter sebelum minum obat apapun ya Moms. Apalagi kalau kita punya riwayat sakit tertentu dan harus konsumsi obat “keras”8. Cari posisi menyusui yang ternyaman
Posisi menentukan prestasi itu jargon yang selalu tepat loh hahaha. Nggak cuma berlaku pas ujian doang. Tapi, posisi nyusuin yang uwenak juga bisa bikin Mommy dan bebi keenakan loh. Sampai-sampai feeling happy dan akhirnya ASI mengucur deras. Tapi juga jangan sembarangan ya Moms. Kenyamanan dan keamanan bayi tetap nomor satu.Untuk new born baby sih saya tetap rekomenin untuk menyusui sambil duduk. Karena bayi kecil masih sangat berisiko untuk tersedak atau tertutup hidungnya saat menyusu. Na kalau udah mulai usia 3 bulan ke atas, saya dulu suka banget nenenin sambil rebahan. Si adek berbaring di samping trus kita berdua molor sama-sama. Makin gede, makin pinter berakrobat. Neneng sambil nungging atau tengkurep di atas perut saya uda biasa. Wkwkwk.. enjoy aja!
9. Rajin-rajin kasih payudara ke bayi
Kadang-kadang ada bayi yang males nyusu. Nah, jangan dibiarin ya Moms. Sebaiknya kitanya yang rajin ngasih puting sama si adek. Maksimal 1 atau 2 jam harus nenen. Hukum supply and demand berlaku untuk ASI ini. Semakin banyak dikeluarin, semakin banyak juga ASI yang diproduksi. So, jangan takut keabisan ASI selama makan minum dan stok happiness kita tercukupi ya.10. Dapatkan support system yang terbaik
At the end, menyusui nggak hanya berlaku bagi ibu dan bayi aja. Tapi melibatkan banyak pihak supaya proses meng-ASI-hi ini berjalan dengan lancar. Trus siapa aja yang harus terlibat?• Tenaga medis. Jaman now udah banyak RS dan klinik ibu dan anak yang pro ASI. Jadi, nggak perlu khawatir nggak ada dukungan ya Moms. Beda sama jaman 20 tahunan yang lalu. Jaman Rafael lahir dulu, malah dilelepin botol bersufor bahkan di usianya yang baru 2 hari. Jaman now, kebanyakan RS akan ngasih bayi untuk rawat bareng dalam satu kamar dengan ibu. Jadi ibu bisa ngasih ASI kapanpun bayi mau.
• Suami/ayah. Inget ya Moms, anak itu hasil kerja bareng suami istri. Yekaan? Jadi peran ayah sangat diperlukan untuk mendukung kebahagiaan dan kewarasaan istri dan anak. Kita bisa minta tolong suami untuk membantu mengangkatkan bayi saat malam hari, atau mengganti popoknya saat kita lelah. Ya, sesimple itu doang udah means a lot!
• Kakak (jika ada). Supaya si kakak nggak cemburu, dia bisa dilibatkan juga loh. Sekedar duduk di samping kita udah bikin hatinya happy karena nggak ngerasa dinomorduakan.
• Nenek/kakek. Peran nenek dan kakek meski nggak terlalu besar, tapi penting juga loh. Apalagi mereka ngga “nyinyir” pas liat kondisi kita. Misalkan pas ASI belum banyak, pas mata panda kita nggak ilang-ilang, ortu yang pengertian akan bikin Mommies merasa tenang.
• Kerabat dan teman-teman
Yang ini mungkin Anda perlu : Tips Menyapih dengan Cinta
I really hope that Mommies beneran bisa menyusui dengan lancar dan happy kayak saya sama Kevin dulu. Tapi kalaupun setelah melakukan semua cara dan tips di atas, kok ndilalah masih belum lancar juga neneninnya, tetaplah bahagia.
Memberi ASI adalah tugas dan keistimewaan luar biasa bagi para ibu. Tapiii… nggak bisa memberi ASI pun nggak serta merta membuat Mommies jadi ibu terjahat dan terkutuk. I’ve been there before. Saya pernah jadi ibu “nggak becus menyusui” sekaligus ibu yang “pintar menyusui”. Jadi saya tau banget apa yang buk ibuk rasain 😊
Tuhan sangat sayang dan memuliakan para ibu, terlepas apapun kondisi mereka. Yang penting kasih sayang kita sama besar untuk anak, keihklasan kita sama besar untuk merawat dan mendidik mereka. Itu yang terutama.
So, happy breastfeeding and enjoy your motherhood!
7 Komentar
Saya alhamdulillah, tiga-tiganya bisa meng ASI hi dengan lancar. Yang anak 1 dan 2 sampai usia 1 tahun lebih dikit. Yang nomer 3 bisa full sampai 1 tahun. Bahagia banget rasanya Mbak Bety, bisa memberikan ASI buat buah hati. Tetapi ada teman yang memang ASI nya gak keluar Mbak, jadi terpaksa pakai sufor dulu.
BalasHapusAlhamdulillah dulu saya berhasil memberikan ASI eksklusif untuk anak-anak. Padahal godaannya berat banget, mulai dari orang tua yang mendorong segera kasih MPASI, dll.
BalasHapusAccept your new life, setuju banget dah, Simbok darling. Itu dulu kuncinya.
BalasHapusAwal-awal nyusui tobaaat, lecet-lecet perih, hahaha. Tapi, demi ngeliat mata beningnya akuuuh semangat. Pelan-pelan si asi juga lancar jaya. Be happy selalu.
Baca tulisan ini jadi inget saat mendampingi kakak saya mengASIhi babynya. Kebetulan saya lebih dulu dikaruniai anak, baru kemudian menyusul kakak saya. Dia panik dan stress saat awal-awal asinya tidak keluar. Godaan sufor begitu besar. Tapi untungnya kakak masih mau saya dampingi. Hampir sama dengan yang mommy Bety sampaikan di atas. Meyakinkan beliau bahwa kakak pasti bisa memberikan ASI asal sabar dan telaten.
BalasHapusNah support system ini..kadang orang terdekat malah menghujat..kok ga keluar ASInya..kok begini babynya..kok begitu caranya dll. Sehingga bukan dukungan yang didapat, malah tekanan huhuhu
BalasHapusUlasan yang menarik Mbak Bety. Memang mesti PD ajah lagih buat menyusui
Dari kelima anak saya, hanya si bungsu yang berhasil mengASIhi secara ekslusif, kakaknya tidak berhasil, mesti dibantu dengan susu formala. Tak apalah yang penting tetap happy kan.
BalasHapusMba Bety, aku juga pernah gak bisa nyusuin. Kena baby blues juga huhu. Ternyata emang support system itu penting banget ya. Trutama suami. Ah waktu gak bisa diulang, entar aja kalo anak kedua *eh
BalasHapusHi there!
Thank you for stopping by and read my stories.
Please share your thoughts and let's stay connected!