Menjelang lebaran alias Idul Fitri gini, biasanya rangorang mulai sibuk ngecakke (mengelola) THR. Meskipun harus diakui, era pandemi yang sudah mau ketemu sama dua kali lebaran ini, membuat THR sedikit kehilangan kekuatannya, terutama terkait dengan kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya stabil.
Well, corona emang menghempas banyak aspek kehidupan. Nggak cuma kesehatan, tapi juga bidang ekonomi dan finansial ikutan oleng kayak kapal terkena ombak gede. Tahun ini sih sebetulnya kalau saya bilang, udah jauh lebih lumayan ketimbang tahun 2020 kemarin. Di mana gelombang resesi menghantam banyak negara begitu hebat. Sampai-sampai banyak karyawan yang harus menelan pil pahit PHK, di saat mereka seharusnya merayakan kemenangan puasa dengan gembira.
Syukurlah, lebaran tahun ini geliat ekonomi sudah mulai terasa. Meski begitu, ya kita tetep harus waspada dan enggak lengah dalam melaksanakan adaptasi kebiasaan baru di segala aspek.
Kebiasan Kelola THR yang Umum Dilakukan
Nah, balik lagi ke masalah THR yuks. Kalau dulu, biasanya sebelum terima THR tuh saya (dan mungkin banyak orang lain juga) udah ngepos-posin tuh duit mau dikemanain aja, mau dibeliin apa aja. Rata-rata sih THR nggak pernah nyisa, pokoknya abis aja gitu. Bahkan kadang, suka jadi nombok gak jelas untuk urusan ini itu. 😢ðŸ˜
Jujur sih, kelakuan saya itu nggak bener dan nggak patut dicontoh. Apalagi hari gini kan kita harus pinter-pinter kelola keuangan, ye kan? Selain jatuhnya jadi boros, kita juga harus bener-bener waspada dan jaga-jaga untuk hari esok. No one knows what will happens in the second we open our eyes tomorrow morning.
So, kali ini saya bakalan ajak kalian untuk mengelola THR dengan cermat dan tepat, sesuai peruntukannya. Tentu saja tanpa mengurangi euforia hari raya.
Tips Kelola THR ala Mommy Bety
Sisihkan budget untuk kerohanian
Untuk temen-temen muslim, sebaiknya sisihkan pos ini untuk infaq, sedekah, dan zakat. Sementara temen-temen nasrani juga harus menyisihkan pos utama untuk mengembalikan persembahan persepuluhan, persembahan khusus, atau persembahan syukur.
Bagian ini paling penting, karena menurut saya THR adalah sebagian dari penghasilan yang kita terima. Dan karenanya, wajib hukumnya untuk mengembalikan milik Tuhan pada prioritas pertama. Setelah kewajiban ini kita penuhi, barulah THR kita alokasikan untuk pos yang lain.
Sediakan bagian untuk ditabung
Ingat, basically THR itu bukan duit “bonus”. Melainkan duit yang memang menjadi hak kita sesuai perhitungna bayaran mingguan. Kalian bisa gugling deh tentang hal ini. Gimana ceritanya kok duit THR itu jadi bagian dari “bayaran yang memang seharusnya jadi hak karyawan”. Jadi karena itu bukan duit bonus, ya sebaiknya jangan diabisin semua mua mua…. Marimar! Sisihkan 10-20% untuk ditabung ya.
Belikan kebutuhan yang diperlukan
Mengingat THR biasanya dikasih menjelang hari raya, ya nggak salah kok kalau kita pengen beli kebutuhan ini itu. Tapi pastikan untuk membeli apa yang kita butuhkan, ya. Bukan apa yang kita INGINKAN. Terlebih sekarang saat kita harus banyak prihatin dan bersahaja dengan segala kondisi jaman pandemi.
Bagikan kepada orang yang tepat
Lebaran atau hari raya lainnya adalah momen yang pas untuk berbagi. So, berilah yang terbaik untuk orang-orang tersayang. Tapi ingatlah untuk enggak jor-joran, tanpa mengalkulasikan THR dengan cermat. Sebaiknya, buatlah catatan siapa saya yang akan kita berikan angpao atau dikirimin hadiah ataupun parcel. Jangan sampai nanti THR ludes, malah harus nombok yang engga perlu hanya biar di-wah sama handai taulan. Duh.. enggak banget!
Pegang uang tunai secukupnya saja
Saya punya prinsip : bawa uang tunai secukupnya aja. Terutama kalau kita harus bersilaturahmi dengan sanak saudara. Bersyukur sih di jaman now, sepertinya frekuensi berkunjung onsite harus bannyak dikurangi ya. Sebagai gantinya, kita bisa bersilaturahmi secara virtual. Hal ini tentunya bikin kita juga bisa mengurangi banyak stok uang cash dalam dompet. Cocok!
Saya sendiri secara pribadi termasuk jarang kasih-kasih angpao sama sanak saudara. Bukan karena pelit sih, saya hanya berusaha untuk menahan diri dari bertindak lebay. Saya orangnya nggak suka di-wah dan dipuja puji sama siapapun. Termasuk soal pemberian ini. Buat saya, kalau saya emang tergerak kasih ya pasti saya kasih. Nggak usah nunggu momen khusus apalagi perintah siapapun.
Saya justru sering nggak tergerak hati saya saat ada orang yang bersikap memelas biar dikasihani. Atau mereka yang SKSD biar dikasih, padahal sebelumnya kenal aja kagak. Bagi saya, pemberian adalah wujud nyata dari kata hati yang harus saya responi. Jadi kapanpun saya digerakkan untuk memberi, nggak pandang bulu saya pasti memberi. Tapi kalau hati saya nggak tergerak, ya enggak. Sesimpel itu.
Cuman, saat ada momen khusus seperti lebaran atau natalan ya biasanya saya suka kasih ke ponakan atau sepupu yang masih kecil. Om, tante atau bude dan pakde yang sudah sepuh pun seringkali saya beri, sebagai bentuk dari ucapan syukur.
Sejauh ini, puji Tuhan keuangan keluarga kami lancar. Hubungan kami dengan keluarga besar dan handai taulan pun nggak pernah ada masalah, termasuk soal finansial. Semoga selamanya akan seperti itu. Amiin.
Nah, teman-teman itu tadi sedikit tips kelola THR dari saya. Semoga memberi insight yang bermanfaat buat kalian. Selamat menyongsong Idul Fitri, semoga ibadah puasa teman-teman semua lancar sampai hari kemenangan.
Stay safe and healthy!
0 Komentar
Hi there!
Thank you for stopping by and read my stories.
Please share your thoughts and let's stay connected!